
MATABLITAR.COM – Meski peringatan hari jadi Kabupaten Blitar telah usai beberapa pekan lalu, Namun masih ada beberapa orang yang menyayangkan keputusan ditetapkan hari jadi Kabupaten Blitar yang jatuh setiap bulan Agustus.
Seperti halnya yang disampaikan budayawan asli Blitar, Bambang In Mardiono saat ditemui matablitar.com di rumahnya. Jumat (09/11/2018).
Pihaknya mengatakan umur Kabupaten Blitar seharusnya lebih tua, bukan 694 tahun.
“Kalau dalam Prasasti Balitar 1 ditulis pada 5 Agustus 1324 hari jadi Kabupaten Blitar,” katanya.
Namun lanjutnya, tidak seharusnya Prasasti Balitar 1 dibuat acuan sebagai tolak ukur menentukan hari jadi Kabupaten Blitar.
“Prasasti Balitar 1 tidak cukup bukti untuk dijadikan acuan hari jadi Kabupaten Blitar, karena Prasasti Balitar 1 sampai sekarang tidak diketahui di mana keberadaanya. Adanya hanya transkrip, itupun tidak lengkap,” katanya.
Mbah Gudel sapaan akrabnya mengatakan, ada sebanyak tiga belas prasasti di Blitar yang usianya lebih tua dari pada Prasasti Balitar 1, seperti Prasasti Kinewu.
“Seharunya Prasasti Kinewu yang dijadikan acuan untuk menentukan hari jadi Kabupaten Blitar karena tertulis tanggal 20 November 907, dan sekarang prasasti itu dipamerkan di Museum Penataran,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengatakan, pernah menyampaikan ketidak sesuaian penentuan hari jadi Kabupaten Blitar tersebut kepada Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Blitar.
“Seharusnya Pemerintah Kabupaten Blitar bertindak tegas seperti Kediri, Tulungagung dan Trenggalek yang mengganti hari jadinya berdasarkan prasasti tertua yang ada,” tutupnya.
Reporter : Naja
Editor : Redaksi