MATABLITAR.COM– Innalilahi wa inna ilaihi raji’un. Keluarga Besar Nahdlatul Ulama Blitar raya berduka cita. Pasalnya HM. Tambih, tokoh GP Ansor yang berjuang sejak tahun 60 an telah dipanggil Sang Maha Penyayang. Jum’at, (04/10/2019).
Saat dijumpai di rumah duka, Farhan, menantu beliau, menjelaskan bahwa Mbah Tambih wafat pada usia tidak kurang dari 90 tahun.
“Sebelumnya beliau tidak sakit, hanya saja tiba-tiba tidak kerso dhahar. Karena itulah hari Kamis kemarin Beliau kami bawa ke RS Medika Utama,” tutur Farhan.
“Siang tadi sekitar pukul 12.34 beliau menghadap Sang Khaliq pada usia kurang lebih 90 tahun,” imbuhnya.
Masih menurut Farhan, pada usia lanjut bertahun-tahun Mbah Tambih mendarmabaktikan hidup beliau untuk mendalami Ilmu Falaq.
Mbah Tambih adalah panutan dan inspirasi bagi kader-kader muda NU. Bukan hanya kader di Desa Tlogo, tempat beliau tinggal, akan tetapi juga di seluruh Blitar raya.
“Mbah Tambih adalah tokoh yang luar biasa. Beliau adalah inspirasi bagi kader NU di Blitar raya,” tutur Sabilul Muhtadin, tokoh muda Desa Tlogo.
“Menurut cerita orang tua kami, perjuangan beliau tidak bisa diragukan, diakui dan dikenal seantero Blitar. Baik perjuangan beliau saat menjaga Ulama NU dari aksi sepihak PKI, maupun saat NU didholimi Orde Baru.” Pungkas Muhtadin.
Reporter : Wildy
Editor : Fikri