Peringati Harlah NU ke 94, Aswaja NU Center Kota Blitar Adakan Bedah Buku Untuk Millenial

Aswaja NU Center Kota Blitar Merayakan Harlah NU ke 94 Dengan Bedah Buku Bertajuk, Wajah Muslim Indonesia. Minggu, (02/02/2020).

MATABLITAR.COM – Pada 31 Januari 2020 ini, NU telah berusia 94 tahun. Banyak ragam perayaan Harlah NU ke 94 tahun yang telah diselenggarakan, baik dari Banom NU maupun lembaga NU. Tak terkecuali Aswaja NU Center Kota Blitar.

Pada Minggu, (02/02/2020). Bertempat di Marcom Celluler, Kota Blitar. Aswaja NU Center Kota Blitar merayakan Harlah NU ke 94 dengan mengadakan bedah buku. Buku yang dibedah bertajuk, Wajah Muslim Indonesia.

Berdasarkan pemantauan tim di lapangan, pemateri bedah buku tersebut antara lain: Lilik Purwadi, S.Si, M. Si, Endah Siswati, S.Ip., M.S.W., dan Dr. Wahidul Anam, M. Ag.

Baca Juga : Rois Syuriah PC NU Kota Blitar, Ingatkan Tujuan Berdirinya NU

Peserta bedah buku didominasi oleh kaum millenial, tingkat pelajar SMA/SMK maupun Mahasiswa.

Acara dibuka oleh tim sholawat, Tathmainnul Qolbi dari SMAN 2 Kota Blitar. Kemudian dilanjut sambutan oleh ketua panitia, H.M. Abd Rouf, Lc., Grad. Dip, MA, dan ketua Aswaja NU Center Kota Blitar, Kyai Sukamto Abdul Hamid.

Pada acara inti, bedah buku. Lilik Purwadi, salah satu penulis buku Wajah Muslim Indonesia, manyampaikan data kuantitatif dari bukunya mengenai Muslim Millenial di Indonesia.

“Indonesia saat ini diuntungkan dengan bonus demografi (usia produktif lebih banyak daripada usia non produktif). Generasi muda saat ini akan menjadi tokoh-tokoh penting Indonesia dimasa depan.” Katanya.

Selain itu, dari hasil pemantauannya di lapangan, generasi muda sekarang menjadi target untuk dijadikan kader radikal oleh kelompok radikalis.

“Pelajar tingkat SMA dan mahasiswa baru, sekarang menjadi target aliran radikalisme. Kalau dulu kaum radikal diciptakan melalui proses panjang dengan dikirim ke Afganistan terlebih dahulu, sekarang mereka (radikalis) cukup menggunakan media sosial untuk mempengaruhi kaum millenial. Salah satu caranya, “mendampingi” kaum millenial yang membuat status galau di media sosial. Setelah itu, mereka (radikalis) memberikan doktrin-doktrin yang mengarahkan kaum millenial untuk menjadi radikalis.” Jelasnya.

Endah Siswati, pemateri kedua sekaligus Pakar Sosiologi Komunikasi Unisba mengatakan, bahwa kaum radikalis sangat memanfaatkan media untuk membut opini yang “ngawur”.

“Media berperan penting dalam proses radikalisme. Serangan-serangan terhadap NU dimedia saat ini, sangat gencar-gencarnya.” Katanya.

Baca Juga : “Unboxing” Masjid Ar Rachman Mayangkara Group, Replika Masjid Nabawi Madinah

Endah Siswati juga berpesan kepada peserta bedah buku, untuk jangan mau kalah dengan opini-opini yang ngawur di media.

“Kalau dulu orang mengatakan, sing waras ngalah (yang waras mengalah). Sekarang jangan gunakan kalimat itu lagi. Kalau kita (Nahdliyin) mengalah terus, nanti kita akan dikuasai oleh “orang gila”. “Pungkasnya.

Dilain sisi, Dr. Wahidul Anam, ketua Lakpesdam NU Kota Blitar, juga memberikan motivasi kepada peserta bedah buku untuk ikut andil dalam menguatkan NU.

“NU adalah “pagarnya” Indonesia. Kalau NU hancur, kaum-kaum yang ingin “mengobrak-abrik” Indonesia akan mudah untuk berkuasa. Makanya, kita harus bersama-sama menguatkan NU.” Jelasnya.

Reporter : Naja
Editor : Dairobi

Pos terkait