MATABLITAR.COM– Perkembangan digitalisasi ternyata sudah menembus pada berbagai sektor, salah satunya dalam mengembangkan Digitalisasi sektor pertanian, Pemerintah Desa Wates Kecamatan Wates menggelar sarasehan Internet of Things (IOT) pertanian pada Senin – Jum’at, (22-26/08/2022).
Dengan adanya digitalisasi di sektor ini, maka petani akan lebih dimudahkan, baik dalam mendeteksi unsur hara tanah maupun kelembapan tanaman. Sehingga kegagalan panen relative akan dapat ditangani dengan baik.
Ada kurang lebih 150 an peserta sarasehan yang bertempat di Balai Desa Wates ini, terdiri dari; Kader Digital Smart Village, Kelompok Tani se kec. Wates, pelaku UMKM Wates, dan Bumdes se Wates.
Menurut Kepala Desa Wates, Hamid Almauludi, tumbuh kembangnya pertanian sangat membutuhkan sentuhan teknologi, supaya petani semakin memiliki daya untuk meningkatkan hasil panen dan terhindar dari penyakit.
“Sentuhan teknologi khususnya digitalisasi perlu dibawa ke dalam sektor pertanian, supaya masyarakat dapat menggaransi hasil panennya dan terhindar dari berbagai penyakit tanaman.” ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Relawan TIK Kabupaten Blitar Hamzah Fatoni, menurutnya sektor pertanian adalah sektor yang hari ini masih didominasi oleh para orang tua, padahal sektor ini adalah penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Supaya kaum milenial juga tidak enggan terjun ke dalam sektor ini, maka digitalisasi pertanian perlu dikembangkan dan diajarkan kepada para pemuda.
“Pertanian hari ini masih dijamah oleh kaum tua, sehingga dengan digitalisasi, maka sektor ini menjadi menarik dan pemuda mau menekuni menjadi petani, karena sektor ini adalah penyumbang pertumbuhan Indonesia di masa pandemic lalu.” jelasnya.
Sementara itu, Lucik dari Duta Digital Smart Village Kementerian Desa PDTT menyampaikan, bahwa digitalisasi pertanian dengan system Internet of Things atau IOT, hari ini sudah menjadi nafas pertanian kaum milenial.
“Dengan IOT dalam pertanian maka petani akan mendapatkan database pertanian mereka, mulai dari unsur tanahnya, hasil panen dan perencanaan panen yang akan datang, sehingga semua tersimpan dalam satu data yang komprehensif.” Pungkas Lucik.