Membangun Masa Depan Melalui Strategi Pembelajaran Inklusi

Izzul Islam Azalina (Foto; Dok. Pribadi)

MATABLITAR.COM- Pendidikan adalah landasan bagi perkembangan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. Di tengah semangat untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif, pembelajaran inklusi telah muncul sebagai pijakan yang kuat. Melalui integrasi siswa dengan kebutuhan khusus ke dalam lingkungan pembelajaran reguler, kita memiliki peluang emas untuk membentuk generasi yang memahami, menghargai, dan berkolaborasi dengan beragam individu.

Aspek penting yang dapat diperoleh dari bidang pendidikan melalui proses belajar, yang dibedakan menjadi pendidikan formal, nonformal atau pun informal di sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi pertimbangan kemampuan individu agar dikemudian hari dapat memainkan peranan secara tepat. Pendidikan di Indonesia tidak membedakan warga negara yang memiliki perbedaan seperti agama, suku, ras, fisik, dan anak yang berkebutuhan khusus. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak yang memiliki karakter dan keunikan tersendiri dalam membedakan mereka dengan anak – anak lainnya.

Bacaan Lainnya

Menurut Undang – Undang no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 menyebutkan bahwa “Pendidikan Khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental dan sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.

Pembelajaran inklusi bukan sekadar menghadirkan siswa dengan kebutuhan khusus dalam kelas reguler, melainkan mengakui dan merespon keunikan setiap individu. Pendekatan ini melibatkan adaptasi kurikulum, metode pengajaran, serta lingkungan fisik dan sosial. Dengan merangkul keragaman, kita memberi peluang bagi siswa untuk belajar bukan hanya dari buku teks, tetapi juga dari satu sama lain.

Namun, pembelajaran inklusi tidak datang tanpa tantangan. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mendalam untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa. Dukungan yang memadai dari pihak sekolah dan sistem pendidikan sangatlah penting. Pelatihan kontinu bagi guru dalam mengatasi hambatan pembelajaran, memahami berbagai kebutuhan, dan mengembangkan strategi yang sesuai akan memastikan keberhasilan pembelajaran inklusi.

Dalam menyelenggarakan pendidikan inklusi terdapat komponen yang saling terkait yaitu berupa komponen fleksibilitas kurikulum, tenaga pendidik, input peserta didik, lingkungan sekolah dan penilaian. Kurikulum yang digunakan ialah kurikulum yang bersifat fleksibel yang berarti bahwa kurikulum tersebut harus bisa digunakan sesuai dengan kondisi yang ada.

Artinya pembelajaran tersebut menyesuaikan dengan kondisi peserta didik itu sendiri, bukan peserta didik menyesuaikan dengan pembelajaran yang tentunya penyesuaian tersebut berkaitan dengan metode strategi, materi, alat atau media pembelajaran dan lingkungan belajar. Strategi guru dalam mengajar di kelas inklusi ialah dengan menyampaikan materi pembelajaran yang diselingi sedikit permainan. Hal ini dikarenakan peserta didik yang berada dikelas inklusi cenderung memiliki tingkat konsentrasi yang dibawah rata – rata.

Selain itu, kita juga perlu memperhatikan aspek sosial dan emosional siswa. Lingkungan yang inklusif adalah lingkungan yang menjaga kesejahteraan mental dan emosional setiap individu. Kita perlu memastikan bahwa tidak ada stigmatisasi atau diskriminasi yang terjadi, sehingga setiap siswa merasa aman untuk mengungkapkan diri dan belajar tanpa hambatan.

Pembelajaran inklusi adalah investasi dalam masa depan yang lebih adil dan inklusif. Melalui pendekatan ini, kita tidak hanya mendidik siswa dengan pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk karakter yang mampu beradaptasi dan berkolaborasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Dengan kerjasama antara guru, siswa, orang tua, dan pihak-pihak terkait, kita dapat membuka pintu menuju dunia di mana setiap individu dihargai dan diberikan peluang yang sama.

Setelah mempelajari dan mengkaji tentang pendidikan inklusi, ada banyak keberagaman sikap peserta didik dari sudut pandang guru dan berbagai pendidikan inklusi. Sebagai tenaga pendidik penting sekali untuk mengenal dan memahami perilaku serta karakteristik peserta didik. Khususnya peserta didik berkebutuhan khusus harus extra diberikan perhatian agar materi belajar dapat disampaikan secara merata untuk semua peserta didik baik yang normal maupun yang berkebutuhan khusus.

Peran serta orang tua juga sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran sehingga orang tua dan tenaga pendidik dapat berkolaborasi agar segala hambatan yang terjadi pada saat proses belajar dapat segera diselesaikan. Setelah belajar konsep dasar pendidikan inklusi dari sudut pandang guru, kita sebagai tenaga pendidik harus menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki keunikan, contohnya peserta didik yang memiliki kesulitan belajar seni tentu tidak mungkin kita paksa menjadi seniman hebat sebaliknya siswa yang pandai dalam seni tidak mungkin kita biarkan ia kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri dalam bidang tersebut.

Pendidikan inklusi penting diterapkan agar setiap peserta didik mendapat dukungan yang sesuai dengan keunikan masing – masing. Karena pada dasarnya pendidikan adalah untuk semua, bukan inklusi untuk murid tertentu saja.

Dalam kesimpulannya, pembelajaran inklusi adalah langkah menuju masyarakat yang lebih inklusif dan penuh penghargaan terhadap perbedaan. Namun, perlu kesungguhan dan komitmen bersama untuk mengatasi tantangan yang muncul. Dengan melihat potensi positif dan manfaat jangka panjang, pembelajaran inklusi adalah pijakan yang kokoh untuk membangun dunia yang lebih baik bagi semua.

Penulis: Izzul Islam Azalina (PPG Prajabatan Gelombang 2 2022 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang)

Pos terkait