Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Iklan

Bersih Desa, Sebuah Tradisi yang Tetap Terjaga

Mei 20, 2024 WIB
    Share

 

Bersih Desa, Sebuah Tradisi yang Tetap Terjaga (Foto by: Kusuma) 

MATABLITAR.COM - Ponggok - Malam ini, Senin (20/05/2024) seluruh lingkungan warga di wilayah Dusun Ponggok, Desa Ponggok, Kecamatan Ponggok melaksanakan tradisi kenduri untuk keselamatan dusun/desanya, yang sering disebut dengan tradisi Bersih Desa.


Budaya ini sudah turun temurun sejak nenek moyang kita dulu, terutama para leluhur dari tanah Jawa. Bersih Desa di laksanakan dengan kenduri bersama di rumah ketua RT di setiap Dusun.


Dahulu, tujuan dari selamatan atau kenduri Bersih Desa ini adalah memberikan sesaji kepada danyang (penjaga) dusun/desa.


Sekarang memberikan sesaji ini diwujudkan dengan membuat acara kenduri atau selamatan yang mana setiap warga RT tersebut membawa berkat/ambengan untuk nantinya dimakan bersama setelah acara kenduri selesai.


Dalam tradisi di Jawa, Bersih Desa biasanya dilaksanakan pada bulan Syawal atau Sela dalam penanggalan Jawa.


Untuk tanggal pelaksanaan tergantung dari musyawarah para ketua RT dan pemerintah Desa tentang kesepakatan kapan dilaksanakannya kenduri bersih Desa di tiap-tiap lingkungan.


Pada malam hari ini, sebagian besar warga di Dusun Ponggok melaksanakan kenduri bersih Desa di kediaman ketua RT masing-masing.


Seperti yang dilaksanakan di lingkungan RT 08 RW 01 Desa Ponggok. Rumah Ketua RT, Bapak Laseno Pinardi dipenuhi oleh warga yang membawa ambeng/berkat. Acara dilaksanakan tepat setelah ibadah sholat maghrib.


Warga RT 08 RW 01 Dusun Ponggok Kecamatan Ponggok Berkumpul di Rumah Ketua RT Dalam Rangka Bersih Desa (Foto by: Kusuma)

“Kami sudah memberitahukan ke warga sejak hari Sabtu bahwa pada hari Senin malam Selasa akan diadakan kenduri bersih desa yang dilaksanakan di rumah ketua RT” Ucap bapak Laseno ketika ditanya awak media.


“Warga di lingkungan RT 08 ini biasanya membawa berkatan/ambengan ini disesuaikan dengan jumlah batih atau anggota keluarga yang ada di rumah” ucap salah seorang warga yang ditanyai awak media yang tidak mau disebutkan namanya.


“Setelah dikajatne, berkat yang dibawa warga ini nanti juga dimakan bersama-sama. Ada yang dibawa pulang juga untuk dimakan keluarga yang tidak ikut kenduri” Imbuhnya.


Tidak lupa Bu RT membuat jenang tolak bala dari nasi yang dihaluskan dan diwarna merah sebagai simbol tolak bala untuk keselamatan warga dusun/desa.


Dari pernyataan salah satu warga tersebut, dapat disimpulkan bahwa genduri Bersih Desa juga sebagai ungkapan rasa syukur warga, dan juga harapan agar di tahun-tahun ke depan dusun/desa yang mereka tempati terhindar dari mara bahaya dan bala. (Fitasari/red)

Iklan